Monday, July 13, 2009

Herbisida, Solusi pengendalian Gulma yang efektif dan efisien


Gulma, atau lebih akrab di sebut sebagai rumput (umum) merupakan salah satu masalah yang di hadapi oleh petani dalam budi daya tanaman. Keberadaan gulma pada lahan tanaman budidaya tanaman sangat mengganggu dalam keseluruhan produksi tanaman. Yang terutama dalam hal memperebutkan sumber kehidupan tanaman, baik itu pupuk, air maupun cahaya selain itu gulma juga dapat berperan sebagai tempat bersarangnya hama atau penyakit tanaman (inang/host). Sehingga secara keseluruhan gulma sangat merugikan dalam budi daya tanaman.



Kenapa gulma begitu penting dikendalikan, karena gulma sendiri adalah tumbuhan seperti halnya tanaman budidaya sehingga hanya karena statusnya yang tidak diharapkan tumbuh maka gulma menjadi masalah/pengganggu. Selain itu karena juga merupakan tumbuhan maka dalam pengendaliannya di butuhkan metode yang efektif sehingga dapat tercapai pengendalian gulma yang baik akan tetapi di sisi lain tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya.


Beberapa metode yang banyak digunakan oleh petani dalam mengendalikan gulma antara lain adalah dengan cara manual dan mekanis. dengan Cara manual (menggunakan tenaga manusia) tingkat kualitas pengendaliannya terkenal paling baik, akan tetapi tingkat efisiensi -nya sangat kecil, karena mahalnya upah tenaga kerja manual dan juga produktivitasnya sangat rendah. Sedangkan cara mekanis menggunakan alat/mesin mempunyai tingkat efisiensi yang cukup baik tapi efektivitasnya sering kali kurang baik. Selain itu kendala pengendalian secara mekanis adalah tidak akan efektif apabila di terapkan pada lahan yang sempit.



Herbisida Sebagai Solusi Pengendalian Gulma yang Efektif dan Efisien


Saat ini teknologi herbisida (Kimia) lebih banyak di aplikasikan karena teknologi ini terbukti mampu memberikan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi dalam pengendalian gulma.


Herbisida yang umum di pergunakan berdasarkan pertumbuhan gulma dapat dikelompokkan kedalam golongan ;

a. Pra-tumbuh - di aplikasikan sebelum gulma tumbuh

b. Purna-tumbuh - di aplikasikan setelah gulma tumbuh


Keunggulan herbisida pra-tumbuh adalah mampu mengendalikan gulma seawal mungkin, sehingga kerugian akibat gangguan gulma bisa di minimalisir sedini mungkin. Namun disisi lain herbisida pra-tumbuh memiliki kelemahan diantaranya harganya yang biasanya lebih mahal dan juga hanya efektif untuk mengendalikan gulma yang berkembang biak dengan biji serta pada saat aplikasi membutuhkan kondisi lahan yang benar-benar bebas gulma dan dalam kondisi kelembaban tanah yang cukup.


sedangkan untuk herbisida purna-tumbuh saat ini sangat populer digunakan oleh petani karena keunggulannya yang sangat efektif dan efisien dalam mengendalikan gulma. Dan apabila dilihat dari sisi biaya memiliki biaya yang cukup rendah dibandingkan dengan umumnya herbisida pra-tumbuh maupun dengan cara manual maupun secara mekanis. Selain itu kita masih bisa mengelompokkan herbisida ini berdasarkan tingkat selektifitasannya terhadapa tanaman. Yaitu ;

a. Herbisida selektif

b. Herbisida non-selektif


Herbisida selektif mempunyai sifat dimana pada saat di aplikasi maka gulma yang ada akan mati sementara tanaman pokoknya tetap tidak mengalami gangguan tergantung tingkat selektifitasan dari herbisida tersebut. Sementara sebaliknya untuk yang non-selektif maka tidak memungkinkan di aplikasikan pada saat ada tanaman budidayanya.


Untuk kategori selektif ada beberapa bahan aktif yang cukup terkenal dan banyak di pergunakan oleh petani yaitu Metil metsulfuron dan 2.4-D baik di tanaman padi maupun pada petani perkebunan. Sedangkan untuk kategori non-selektif, paraquat dan glifosat banyak di pergunakan terutama untuk petani lahan kering dan perkebunan.


Khusus untuk yang berbahan aktif glifosat lebih umum di pergunakan karena memiliki keunggulan berupa tingkat bahaya yang rendah bagi manuasia dan hewan peliharaan juga dengan cara kerjanya yang sistemik mampu mengendalikan gulma sampai ke akar-akarnya.


Dan sebagai ulasan di sini saya berikan salah satu contoh produk herbisida berbahan aktif glifosat dengan merek dagang Stiko 480SL yang memiliki kualitas yang baik dan sudah dibuktikan di beberapa wilayah di indonesia kualitasnya merupakan kualitas terbaik.


Stiko 480SL ini merupakan produk herbisida berbahan aktif glifosat yang memiliki formula yang berbeda di bandingkan dengan herbisida berbahan aktif yang sama lainnya. Karena meskipun memiliki bahan aktif yang sama dengan yang lain, akan tetapi Stiko 480SL memiliki keunggulan berupa adanya tambahan surfaktan(Pembawa) khusus yang mampu memaksimalkan kerja bahan aktif dalam mengendalikan gulma. Surfaktan tersebut secara fisik dapat dilihat dari kekentalan cairan produk Stiko 480SL, akan tetapi yang lebih penting adalah dengan adanya surfaktan khusus ini membuat stiko mampu bekerja lebih cepat dalam mengendalikan gulma. Secara umum herbisida berbahan aktif glifosat akan masuk ke jaringan gulma 4 jam setelah penyemprotan akan tetapi khusus untuk Stiko 480SL cukup dengan 2 jam saja sudah mampu menembus dan masuk ke dalam jaringan gulma. Sehingga Stiko 480SL lebih aman oleh gangguan/pencucian akibat hujan yang datang 2 jam setelah penyemprotan sementara yang lain harus menunggu sampai 4 jam. Selain itu karena cepat meresap tentunya berakibat pada kecepatan kematian gulma. Sehingga Stiko 480SL mampu mengendalikan gulma lebih cepat, sehingga lebih mempercepat juga proses pekerjaan yang lain seperti pengolahan lahan dan juga waktu tanam. Dan karena ketahanan terhadap hujan yang baik tentunya akan mengurangi biaya akibat penyemprotan ulang akibat dari pencucian herbisida akibat hujan.
Untuk lebih detail tentang pengalaman penggunaan prodk stiko silahkan saksikan kesaksian petani jeruk di Jember-Jawa timur yang telah membuktikan manfaat penggunaan Stiko 480 SL
Terima kasih dan semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment