Tuesday, January 19, 2010

Panen Bawang Meningkat 50% berkat Humic Acid


Siang itu di sebuah warung kopi didekat kebun bawang di Brebes Jawa Tengah. Nampak beberapa petani yang bercengkrama ringan sambil melepas lelah setelah dari kebun. Mayoritas petani didaerah tersebut adalah petani bawang merah secara turun temurun. Dari warunf kopi tersebut nampak Salah seorang petani bernama Pak Syamsudin yang baru datang dan tampak sumringah sekali siang ini. Apa pasal? ternyata beliau baru saja pulang dari kebun bawangnya di daerah wanasari-brebes untuk negosiasi penjualan bawang merahnya. yang saat itu sudah hampir panen.


Tanaman bawang merah seluas 1/4 bahu (2000 m2) yang di tanam bulan November 2009 lalu berhasil di jualnya kepada pedagang seharga 10 jt rupiah bersih. Artinya dari uang tersebut Pak Syam begitu beliau akrab di panggil tidak perlu mengeluarkan biaya panen lagi. Uang tersebut menurut Pak Syam tinggal di kurangi dengan biaya produksi dari mulai benih (bibit) bawang, pupuk, pestisida dan biaya tenaga kerja siram, tenaga semprot dan lain-lain yang mencapai 5 juta rupiah, maka total keuntungan yang di dapat pak Syamsudin mencapai 5 jt rupiah selama periode tanam bawang merah yang 2 bulan ini.


Hasil tersebut sangat memuaskan Pak Syam. Karena hasil ini diluar dugaannya yang pada saat di panen mencapai bobot 3 ton. atau meningkat sekitar 50% dari panen biasanya, dimana biasanya dari lahan tersebut hanya menghasilkan panen 2 ton saja. Menurut Pak Syam, karena lahannya tersebut memang kondisinya sudah sangat jelek. dari pengalaman meskipun sudah menggunakan pupuk yang banyak juga tetap hasilnya dari tahun ke tahun tidak pernah baik. bahkan terus menurun hasilnya.


Pak Syam menuturkan, bahwa tahun ini dia baru saja mencoba suatu teknologi baru perbaikan tanah pertanian yang di perkenalkan oleh kenalannya yang berasal dari daerah kabupaten Kudus-Jawa Tengah. Produk tersebut adalah Humic Acid. Memang namanya masih sangat asing di kebanyakan telinga petani di Brebes atau bahkan di Indonesia.


Humic acid ini menurut bapak Iwan kenalannya tersebut adalah produk yang berfungsi untuk memperbaiki kondis tanah. Baik dari aspek biologi, fisik maupun biologi tanah. Selama ini teknologi yang ada lebih pada teknologi yang berfokus pada tanamannya. Seperti pupuk (nutrisi tanaman), Benih unggul dan juga pestisida, tapi jarang sekali yang menyinggung atau memfokuskan diri pada teknologi yang berpusat pada tanah.

padahal isu tentang kerusakan tanah akibat dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sudah lama terdengar.


Peranan Humic acid dalam tanah sendiri adalah sebagai Chelator atau chelating agent. dimana humic acid berperan untuk menangkap nutrisi tanaman yang ada di tanah dan merubahnya menjadi dalam bentuk tersedia bagi tanaman. Selain nutrisi, humic acid akan menangkap ion-ion logam yang beracun di dalam tanah. sehingga tidak sampai mengganggu atau meracuni tanah dan tanaman.


Jika melihat dari fungsi humic acid sebagai bahan perbaikan tanah baik secara biologi, fisik maupun kimia. jika kita urai satu persatu, Fungsi humic acid secara biologi adalah ;
ØMerangsang dan meningkatkan produksi enzim dalam tanaman
Ø Merangsang pertumbuhan micro organisme dalam tanah
Ø Meningkatkan jumlah klorofil tanaman
Ø Berperan sebagai organik ZPT yang mampu merangsang biomass tanaman (panen)
ØMeningkat kekebalan tanaman terhadap penyakit tanaman


Sedangkan secara fisik. Fungsi humic acid adalah ;

ØMemperbaiki Struktur tanah
ØMencegah erosi dan juga kepecahan tanah
ØMemperbaiki aerasi tanah
Ø Menggelapkan warna tanah sehingga sinar matahari dapat efektif di serap oleh tanah


dan secara kimiawi humic acid berfungsi ;
ØMenetralisir pH tanah
Ø Meningkatkan serapan pupuk dan air oleh tanaman
Ø Mengikat racun di dalam tanah (terutama logam seperti Fe (besi) dan Alumunium
Ø Merubah pupuk menjadi dalam bentuk tersedia bagi tanaman


Dengan melihat peranan dan fungsi dari Humic Acid tersebut, maka wajar jika hasil akhir yang didapatkan seperti Pak Syam berupa peningkatan panen sampai dengan 50%. Karena kondisi tanah pertanian kita yang sudah rusak, meskipun di pupuk dalam jumlah yang besar tidak akan memberikan respon lagi terhadap peningkatan hasil.


Humic acid di gunakan Pak Syam dengan takaran 50 kg/ha sekali aplikasi. Dan selama satu musim di gunakan 2 kali pemakaian. pemakaian pertama di lakukan pada saat tanaman berumur 5 Hari setelah Tanam (HST) d campur dengan pupuk. dan dalam hal ini Pak Syam menggunakan phonska sebesar 250 kg/ha. Penggunaan ke-2 pada pada umur 18 HST dengan juga di campur dengan phonska 200 kg/ha.


Selama pertanaman sebelum panen, Pak Syam mengamati tanamannya yang menggunakan humic acid memiliki ciri-ciri ;
•Tanaman lebih tinggi tetapi tetap kokoh dan tahan rebah
•Fase generatif lebih cepat sampai dengan 5 hari (dari normal)



Pak Syamsudin sangat senang sekali dan berterima kasih kepada Pak Iwan yang sudah memperkenalkan produk humic acid dengan merek dagang Humustar tersebut. Pak Syamsudin sudah sangat puas dan akan terus menggunakan Humic acid (Humustar) pada setiap pertanaman baik bawang merah maupun tanaman padinya nanti.

Memang produk ini masih belum di pasarkan secara masal di brebes, karena masih tahap percobaan dan karena itu Pak Syamsudin akan membantu untuk petani yang tertarik menggunakan dengan menghubungi beliau di no telp. 081318608535 untuk mendapatkan cerita yang lebih detail tentang penggunaan produk tersebut. Dan Pak Syamsudin juga membagikan nomor telp. Bapak Iwan di 081325881741 apabila ada yang ingin langsung mencoba produk humustar (humic acid) tersebut.

1 comment:

  1. Rumus kimia humic acid itu apa ya Gan? dan cocok untuk tanaman apa saja?
    thanks.




    http://torangsirait.blogspot.no/

    ReplyDelete